Kamis, 23 Mei 2013

Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang Berbasis Multi Stakeholder


Saat ini kekayaan alam Ekosistem Terumbu Karang (ETK), di Indonesia sudah menjadi perhatian dunia. Dan tidak bisa kita pungkiri bahwa ETK Indonesia banyak rusak akibat penangkapan ikan dengan cara pengeboman, potasium dan pembiusan.
Hal ini terjadi selama ini di beberapa lokasi ETK baik, di kabupaten Wakatobi maupun lokasi lainnya di Indonesia.
Sebetulnya permasalahan kerusakan ETK bukanlah hal yang baru, dan bukan juga tidak bisa diperbaiki. Saat ini sudah solusi efektif untuk rehabilitasi terumbu karang, seperti yang dilakukan Taman Nasional Laut Kepuluan Seribu (TNLKS) DKI Jakarta. Pihak pemerintah, pihak TNLKS dan masyarakat berhasil melakukan rehabilitasi ETK.
Keberhasilan itu tidak hanya untuk kepentingan TNLKS saja, akan tetapi sudah dirasakan manfaatnya oleh nelayan dis ekitar TNLKS sendiri. Kemudahan dalam menangkap ikan, karena ETK-nya sudah semakin sehat.
Seperti halnya, ETK sehat ikan berlimpah. Dan yang diperoleh budidaya terumbu karang pada setiap bulannya. Karena para nelayan di TNKLS diikut sertas ecara langsung melakukan budidaya terumbu karang.
Seperti yang disampaikan oleh DRH R Dody Timur Wahjuadi Rabu kemarin (5/8) Manager CV Dinar Jakarta menyatakan budidaya terumbu karang sangat mudah dilakukan.
Belakangan ini sudah banyak nelayan yang dibekali cara membudidaya terumbu karang.
Dengan demikian, nelayan bisa mendapatkan penghasilan dari terumbu karang hasil pembudidayaan.
Lebih lanjut, bahwa kelemahan yang etrjadi selama ini saat ini diberbgai daerah di Indonesia, khususnya di lokasi yang berpotensi tumbuhnya ETK karena belum adanya pembinaan kepada nelayan utnuk membudidayaakn terumbu karang.
Padahal jika sudah ada pembinaan terumbu karang maka, potensi terumbu karang disuatu daerah akan tumbuh dengan sehat. Manfaatnya nelayan akan ikut merasakan kesejahteraan, karena terumbu karang sehat, ikan melimpah.
Begitu juga dengan nelayan budidaya terumbukarang akan dapat menikmati hasil karan gyang dibudayanya dengan menjualnya, tentunya tidak merusak karangnya.
Pengetahuan soal pengelolaan terumbu karang sangat bermnfaat. Dengan memiliki ilmu pengetahuan terumbu karang, nelayan akan terus menjaga kelestarian terumbu karang,
Menyangkut informasi terumbu karang, utnuk kondisi saat ini telah etrjadi perdagangan terumbu karang. Perdagangan memang masih mengalami kesulitan, karena pembelinya kebanyakan berasal dari luar negeri seperti Amerika.
Itu pun kuotanya dibatasi, karena aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Sehingga nelayan tidak bisa menjual dengan bebas.
Meski demikian, bukan tidak mungkin masyrakat nelayan mendapatkan kesejahteraan melalui pembudidayaan terumbu karang.
Ada dua cara agar hasil budidaya terumbu karang tetap bernilai yaitu dengann bekerja sama  kepada pihak penjual utnuk dipasarkan di tingkat nasional maupun internasional.
Kemudian, bekerjasama dengan kepada pemerintah yang bertindak sebagai penampung hasil budidaya untuk di jalankan proyek rehabilitasi terumbu karang.
Hal itu harus dilkuakn karena pembeli tingkat lokal di Indoensia inibisa dikataakn masih sangat minim, karena ada pembatasan dan keterbatasan pengetahuan masyrakat yang paham cara memanfaatkan terumbu karang tentunya pasti ingin membelinya.
Terumbu karang dimnfaatkan banyak orang utnuk hiasan dalam aquarium di rumahnya, tentunya bersama ikan hias yang dimilikinya. Selama ini banyak dilakukan orang asing, di Indonesia masih minim. Padahal dengan menempatkan terumbu akrang sebagai hiasan dalam aquarium suasana akan sangat berbeda.
Menurut penyampain Indra Wijaya direktur Asosiasi Karang dan Ikan Hias Indonesia (AKKI) pada presentase dihadapan peserta journalist Seminar 2009 dikantor LIPI Jakarta, bahwa perdagangan terumbu karang di Australia selama ini belum sampai tingkat Internasioanl, perdagangan terumbu karang disana baru tingkat lokal.
Sebagai langkah penyelamatan terumbu karang dan pemberdayaan untuk meningkatkan kesejahteran nelayan. Alangkah baiknya nelayan budidaya terumbu karang dan nelayan pesisir di Indoensia ini dapat dibina dan diberi kesempatan untuk melakukan hal yang sama dalam penjualan karang di tingkat lokal seperti yang dilakukan di Australia.
Rehabilitasiterumbu karang, untuk saat ini memang perlu di lakukan dengan cara melakuakn pembudidayaan. Karena banyak lokasi yang memiliki potensi terumbu karang yang mengalami kerusakan baik parah, maupun sedang.
Berdasarkan data yang disampaikan Dr Suharsosno Direktur LIPI Jakarta menyatakan, bahwa banyak lokasi ETK yang emngalami kerusakan. dan kerusakan itu ada yang diakibatkan bencana alam dan ada juga akibat ulah manusia sendiri.
Dikatakan Dr Suharsono, kondisi terumbu bukarang di Indonesia tahun 2007 yang diambil dari 77 daerah dan 908 stasiun pengamatan diseluruh perairan Indonesia.
Lokasi di bagian Indonesia barat yang jumlah daerah daerah potensi terumbu karang sebanyak 35 daerah.
Jumlah stasiun 362, dengan angka terumbu karang sangat baik, 5,52 persen, baik 27,07 persen, sedang 33,98 persen, buruk, dan 33,43 persen.
Di lokasi bagian tengah Indonesia jumlah daerah 27 jumlah stasiun 274, kondisi sangat baik, 5,11 persen, baik 30,29 persen, sedang 22,84 persen, buruk 19,71 persen. Kemudian kawasan Indonesia Timur seperti Sulawesi, Papua, dan lainnya untuk jumlah daerah 15 jumlah stasiun 272 konsisi sangat baik 5,88 persen, baik 17,28 persen, sedang 34,19 persen, buruk 32,05 persen.
Secara keseluruhan jumlah daerah di Indoensia yang memiliki ekosistem terumbu karang sebanyak 77 daerah. Jumlah stasiun 908. Kondisi terumbu karang sangat baik hanya sebesar 5,51 persen, baik 25,11 persen, sedang 37,33 persen dan kondisi buruk 32,05 persen. Data tersebut menunjukkan bahwa perlunya program rehabilitasi terumbu karang.
Rehabiliatsi terumbu karang  melalui pembudidayaan di Indonesia  masih belum merata ke daerah-daerah. Rehabilitasi terumbu karang saat ini masih di dominasi di TNLKS Jakarta.

Sumber : http://m3sultra.wordpress.com/2009/08/22/pengelolaan-ekosistem-terumbu-karang-berbasis-multi-stakeholder/

15 SPESIES HIU YANG HAMPIR PUNAH

HIU, salah satu biota laut yang terkenal, ternyata semakin berkurang keadaannya. "Terlalu banyak dipancing atau cara-cara penangkapan sembarangan serta penurunan kualitas lingkungan" adalah masalah yang sangat mempengaruhi keadaan satwa ini ketimbang jenis satwa lain.


Kegiatan pemancingan hiu semakin meningkat karena permintaan terhadap sirip, daging, dan tulang rawan meningkat.

Berikut ini 15 spesies hiu yang harus dilindungi karena hampir punah.

Big-eye Tresher Shark (Alopias Superciliosus)


10 Spesies Hiu yang Hampir Punah di Dunia: Big-eye Tresher Shark

Mata hiu ini dapat melihat 500 meter ke dalam laut.

Blue Shark (Prionace Glauca)


10 Spesies Hiu yang Hampir Punah di Dunia: Blue Shark

Giant Devil Ray (Mobula Mobular)


10 Spesies Hiu yang Hampir Punah di Dunia: Giant Devil Ray

Hiu yang bentuknya seperti pari ini juga dikategorikan sebagai salah satu spesies hiu yang hampir punah di dunia saat ini.

Great Hammerhead Shark (Sphyrna Mokarran)


10 Spesies Hiu yang Hampir Punah di Dunia: Great Hammerhead Shark

Great White Shark (Carcharodon Carcharias)


10 Spesies Hiu yang Hampir Punah di Dunia: Great White Shark


Hiu ini akhirnya dikategorikan sebagai salah satu spesies hiu yang hampir punah di dunia oleh IUCN.

Oceanic White-tip Shark (Carcharhinus Longimanus)


10 Spesies Hiu yang Hampir Punah di Dunia: Oceanic White-tip Shark

Scalloped Hammerhead Shark (Sphyrna Lewini)


10 Spesies Hiu yang Hampir Punah di Dunia: Scalloped Hammerhead Shark

Hiu dikabarkan hanya tinggal kurang dari 1% di seulurh dunia!

Silky Shark (Carcharhinus Falciformis)


10 Spesies Hiu yang Hampir Punah di Dunia: Silky Shark

Hiu ini sering ditemukan di perairan tropis. Namun, terhitung sejak tahun 1970 sampai sekarang, spesies hiu ini terus mengalami penurunan dan hanya tersisa kurang dari 50%.

Smooth Hammerhead Shark (Sphyrna Zygaena)


10 Spesies Hiu yang Hampir Punah di Dunia: Smooth Hammerhead Shark

The Basking Shark (Cetorhinus Maximus)


10 Spesies Hiu yang Hampir Punah di Dunia: The Basking Shark

The Basking Shark merupakan anggota baru dari spesies hiu yang hampir punah di dunia.





KIMA: kerang raksasa yang semakin langka

Seringkali, saat menyelam atau bersnorkelling di suatu rataan terumbu, kita akan menemukan biota laut yang berwarna-warni sangat cerah, terselip di antara celah-celah karang. Saat didekati atau disentuh, hewan tersebut akan mengatupkan cangkangnya. Hewan ini dikenal sebagai kima atau kerang raksasa, salah satu makhluk laut yang memiliki peran vital dalam ekosistem bahari.

tridacna-maxima-aquarium.jpg (709×483)

Gambar : Warna mantel yang sangat indah dari kima spesies Tridacna maxima. Kima ini di foto di tangki pembudidayaan. Kima ini akan dijual sebagai kerang hias untuk akuarium air laut.  Sumber: http://img85.imageshack.us/i/clamsgw6.jpg/

Saat ini tercatat 10 jenis kima yang tersebar di perairan tropis di Samudera India dan Pasifik. Marga Tridacna meliputi 8 jenis dan marga Hippopus hanya terdiri dari 2 jenis. Indonesia merupakan daerah pusat penyebaran kima di dunia. Sebanyak 7 spesies kima dapat ditemukan di perairan nusantara. Tiga jenis lainnya termasuk jenis kima endemik yang tidak umum dan tersebar di luar Indonesia, yaitu: Kima Laut Merah, Kima Mauritius dan Kima Iblis/Tevoro dari Kepulauan Fiji dan Tonga. 

1. Kima Laut Merah (Red Sea or Ribbed Giant Clam)Tridacna costata 


Gambar 6. Kima Laut Merah Tridacna costata
Ciri kima ini sangat unik, berupa garis-garis melengkung yang bentuknya seperti tulang rusuk, di permukaan cangkang. Pola garis, berasal dari bekas sisik cangkang (scutes).  Ciri unik lainnya adalah bentuk khas dari tepi/bukaan cangkang yang memiliki pola seperti zig-zag (Gambar 6 kiri). Costata berasal dari bahasa latin yang artinya menyerupai tulang rusuk (costa= tulang rusuk).
Penemuan spesies Tridacna costata ini sangat mengejutkan para ahli Biologi Kelautan, mengingat Laut Merah yang menjadi lokasi ditemukannya kerang raksasa ini, termasuk daerah perairan yang telah di survei dengan baik, sehingga memiliki database biota laut yang lengkap. Saat ini, populasi kima ini sudah sangat sedikit (jarang) sehingga masuk dalam kategori kritis (critically endangered).
2. Kima Lubang/Kunia (Boring or Crocus Clam)  Tridacna crocea 
Kima lubang adalah jenis kima terkecil dan memiliki populasi yang paling melimpah. Kima ini umumnya hidup di dalam lubang-lubang karang keras (hard coral) yang masih hidup ata mati. Kima lubang masuk ke dalam karang secara kimiawi dan mekanis, yaitu mengebor karang perlahan-lahan dengan gerakan membuka dan menutup cangkang. Kima lubang memiliki warna mantel yang menyolok dan indah. Panjang maksimum kima ini hanya mencapai 15 cm saja.
Gambar : Kima Lubang Tridacna costata. Sumber: Wikipedia dan http://www.nmr-pics.nl/Tridacnidae/
crocea-microatoll.jpg (500×437)
Gambar : Kima Lubang di habitat aslinya
Gambar 11. Beberapa macam warna kima Lubang di tangki budidayaSumber: Sumber: James Fatherree http: //reefkeeping.com/

Di Indonesia, kima lubang masih dapat ditemukan dalam jumlah yang melimpah. Ukuran yang kecil dan sulitnya mengambil kima dari dalam lubang-lubang karang, membuat kima ini kurang populer dibandingkan dengan jenis kima lainnya. Di Guam dan Kepulauan Mariana, kima lubang telah punah akibat eksploitasi yang berlebihan untuk bahan makanan laut (Seafood) dan akuarium air laut.
3. Kima Kecil (Small Giant Clam) Tridacna maxima 
Gambar : Kima kecil Tridacna maxima. Sumber: Wikipedia dan http://www.nmr-pics.nl/Tridacnidae/
Cangkang kima kecil berbentuk asimetris dan memiliki 5 lengkungan (ribs). Permukaan lengkungan tersusun dari deretan sisik kecil yang teratur. Sisik kima kecil yang hidup di alam umumnya sudah tidak lengkap karena aus, saat cangkangnya yang melakukan gerakan buka-tutup, bergesekan dengan batu karang di sampingnya. Saat menghadapi ancaman, kedua cangkang kima kecil dapat menutup dengan sempurna. Tentakel kecil dalam jumlah banyak, ditemukan di sekeliling siphon incurrent, tempat masuknya air. Mantel kima kecil dapat mengembang hingga melewati tepi cangkang.
Gambar : Kima kecil Tridacna maxima
Kemampuan yang tinggi dari larva planktonik kima kecil untuk terdispersi, menyebabkan spesies ini memiliki daerah sebaran paling luas dibandingkan jenis kima lainnya. Kima kecil dapat ditemukan mulai dari terusan Suez, Aqaba, Teluk Persia, ke selatan hingga Durban, Kepulauan Nusantara, Jepang selatan, Australia, Kepulauan Lord Howe dan terus ke timur hingga kepulauan Pitcairn. Kima kecil tidak ditemukan di Hawaii dan Pulau Easter.
4. Kima Rosewater/Kima Mauritius (Rosewater’s or Mauritius Giant Clam)Tridacna rosewateri 
Kima Rosewater adalah jenis kima endemik Mauritius yang sangat langka. Kima ini memiliki sisik cangkang yang sangat besar. Tepi cangkangnya tipis, berbentuk zig-zag serta dapat menutup dengan sempurna. Secara umum, ciri-cirinya hampir sama dengan Kima sisik Tridacna squamosa. Tidak banyak aspek biologi yang dapat diketahui dari kima ini, mengingat lokasi habitatnya yang terpencil dan populasinya yang sangat jarang. Mungkin hanya segelintir orang saja yang beruntung, dapat melihat spesies ini di habitat aslinya.
Gambar :  Cangkang Kima Mauritius Tridacna rosewateri. 
Kima Rosewater atau kima Mauritius memiliki daerah sebaran yang sangat terbatas dan hanya ditemukan  di daerah gosong/gusung Saya de Malha, Massacring plateu, Mauritius (sebelah timur Madagaskar) pada kedalaman 12-13 m.
5. Kima Sisik/Suling (Fluted Giant Clam) Tridacna squamosa
Kima sisik memiliki cangkang yang sedikit asimetris dengan bibir atau tepi bukaan cangkang bergelombang. Pada punggung lipatan, ditemukan deretan lempeng sisik (scutes) tinggi, agak sempit dan cekung. 
Gambar : Kima Sisik Tridacna squamosa. Sumber: Wikipedia dan danhttp://www.nmr-pics.nl/Tridacnidae/
Kima sisik memiliki daerah sebaran yang luas di Samudera India dan Pasifik. Di Indonesia, populasi kima sisik masih ditemukan dalam jumlah yang cukup melimpah.
6. Kima Selatan (South China Clam) Tridacna derasa
Gambar : Kima Selatan Tridacna derasa. Sumber: http://www.arkive.org/ danhttp://www.nmr-pics.nl/Tridacnidae/
Kima selatan memiliki sebaran yang terbatas dan unik.  Di Indonesia, jenis ini hanya ditemukan di sebelah timur garis Wallace yang memanjang dari Selat Bali, Selat Makassar hingga Laut Sulawesi.  Jenis ini juga banyak ditemukan di pesisir barat laut dan timur laut Australia.
7. Kima Raksasa (Giant Clam) Tridacna gigas
Kima raksasa adalah spesies kerang terbesar di dunia yang masih hidup. Ukuran cangkang kerang ini dapat mencapai 120 cm dengan berat lebih dari 200 kg. Jika tidak terganggu, kima raksasa dapat hidup hingga berumur lebih dari 100 tahun. Rekor spesimen Tridacna gigas terbesar, dipegang oleh cangkang kima asal Indonesia, tepatnya dari Pantai Barat Tapanuli, Sumatera Utara. Ukuran panjang cangkang kima tersebut mencapai 137 cm dengan berat sekitar 250 kg. 
Gambar  : Cangkang Kima Raksasa yang besar dan berat. Sumber: Wikipedia
Gambar : Cangkang Kima Raksasa yang besar dan berat. Sumber: Wikipedia
Daerah sebaran kima raksasa lebih terbatas dibandingkan jenis kima lainnya, meliputi Teluk Benggala dan Laut Andaman, Laut China selatan hingga Filipina dan Jepang, seluruh Kepulauan Indonesia dan Australia Utara hingga Kepulauan Fiji.
8. Kima Iblis/Kima Tevoro (Tevoro or Evil Giant Clam) Tridacna tevoroa
Gambar :  Cangkang Kima Iblis/Tevoro Tridacna tevoroa. Sumber: Wikipedia
Kima Tevoro seringkali ditemukan di daerah tubir atau slope yang terjal, di bagian terluar dari rataan terumbu karang dengan kedalaman 20-30 m. Berbeda dengan spesies kima lainnya, Kima Tevoro tidak pernah ditemukan di perairan dangkal.
9. Kima Tapak Beruang/Kima Pasir (Bear Paw Clam) Hippopus hippopus
Kima pasir atau Hippopus hippopus memiliki karakteristik cangkang yang sangat unik dibandingkan jenis kima lainnya. Cangkangnya tebal dan berat. Bentuknya sangat tidak simetris, bahkan nyaris seperti belah ketupat.  Lipatan cangkang juga tidak beraturan. 
Gambar : Kima Tapak Beruang Hippopus hippopus. Sumber: Arkive.org danhttp://www.nmr-pics.nl/Tridacnidae/
10. Kima Cina/Kima Porselen (Chinese Clam) Hippopus porcellanus (Rosewater, 1982)
Kima porselen memiliki habitat di daerah rataan terumbu karang yang dangkal hingga kedalaman 6 meter atau kadang-kadang di daerah padang lamun. 
Daerah sebaran kima ini meliputi Filipina selatan (Laut Sulu selatan), wilayah Indonesia timur mencakup Sulawesi, Maluku dan Papua, Palau, Papua Niugini dan baru beberapa tahun ini ditemukan juga di Malaysia.













PARADISAEA : Si Cantik yang Harus Dilindungi

Paradisaeidae, atau biasa kita kenal dengan burung Cendrawasih, memang terkenal dengan keindahannya. Warna-warna pada bulunya yang indah dan mencolok, membuat spesies ini menyandang gelar "burung dari Surga". Burung cendrawasih banyak ditemukan di Papua atau Papua Nugini dan pulau-pulau sekitarnya, termasuk juga Australia Timur.  7 Genus dari burung-burung ini dan yang paling terkenal adalah anggota genus ParadisaeaSayangnya keberadaan burung ini semakin berkurang seiring dengan banyaknya perburuan liar yang tidak bertanggung jawab.

1. Lesser Bird of Paradise (Paradisaea Minor)  
The Lesser bird of paradise dikenal dengan nama Cendrawasih kuning kecil. Burung ini berukuran sedang dengan panjang sekitar 32 cm, berwarna merah-coklat dengan mahkota kuning dan punggung atas kuning kecoklatan. Burung jantan memiliki tenggorokan berwarna zamrud-hijau tua, sepasang ekor panjang dan dihiasi dengan bulu hiasan sayap yang berwarna kuning di daerah pangkal berwarna putih di daerah luarnya. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, memiliki kepala berwarna coklat tua, dada berwarna putih dan tanpa dihiasi bulu-bulu hiasan. Daerah penyabaranya meliputi seluruh hutan bagian utara Papua Nugini, dan pulau-pulau di dekat Misool dan Yapen.

2. Astrapia Ribbon-Tailed (Astrapia Mayeri)
Ini adalah salah satu burung cendrawasih yang paling spektakuler. Namanya Astrapia Ribbon-tailed dan memiliki bulu ekor terpanjang dalam kaitannya dengan ukuran tubuh, panjangnya mencapai lebih dari tiga kali panjang tubuhnya. Panjang burung dewasa mencapai 32 cm dengan ekor burung jantan yang bisa mencapai 1 meter. Burung jantan memiliki warna hitam dan hijau zaitun sedangkan burung betina berwana coklat. Burung jantan memilki ekor panjang berbentuk pita berwarna putih. Daerah penyebarannya ada di bagian tengah Pulau Irian.


3. Riflebird Paradise (Ptiloris Paradiseus)
Kalau anda pernah melihat film Planet Earth, maka anda akan melihat burung ini. Burung ini memiliki panjang sekitar 30 cm dengan burung jantan berwarna hitam dengan warna-warni mahkota biru kehijauan, kaki hitam, iris coklat gelap dan mulut kuning. Burung betina jenis ini berwarna coklat zaitun. Merupakan endemik di Australia timur,Riflebird juga tersebar di hutan hujan di New South Wales dan pusat Queensland. Burung jantan dapat mengembangkan sayapnya dan memamerkannya seraya bergerak ke kanan dan ke kiri di hadapan burung betina untuk memikat mereka. 

4. Raggiana Bird of Paradise (Paradisaea Raggiana)
The Raggiana bird of paradise dikenal juga dengan nama Count Raggi’s bird of paradise. Burung ini juga yang paling dikenal sebagai burung Cendrawasih. Habitat burung ini terdistribusi secara luas di Pulau Irian selatan dan timur laut. Memiliki panjang 34 cm panjang, berwarna merah-coklat keabu-abuan, iris kuning dan kaki berwarna cokelat keabu-abuan. Burung jantan memiliki mahkota kuning, tenggorokan zamrud-hijau tua dan kerah kuning di antara tenggorokan. Warna bulu sayap bervariasi dari merah ke jingga tergantung subspesies. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, dengan muka berwarna coklat dan tidak punya bulu-bulu hiasan.


5. Blue Bird of Paradise (Paradisaea Rudolphi)
Namanya mengingatkan nama salah satu angkutan Taksi di Indonesia. Burung ini berukuran sekitar 30 cm, berwarna hitam, iris warna coklat gelap, kaki abu-abu. Burung jantan dihiasi dengan bulu sayap dengan dominasi warna ungu biru . Sehingga disebut juga dengan Cendrawasih Biru.Blue Bird of Paradise adalah burung endemik Papua Nugini. Daerah penyebarannya meliputi pegunungan tenggara Papua Nugini.


6. Lawes’s Parotia (Parotia Lawesii)
Parotia lawesii berukuran sedang sampai dengan 27 cm). Daerah penyebarannya meliputi hutan pegunungan di tenggara dan timur Papua Nugini. Burung jantan memiliki warna hitam dengan kening putih, warnawarni tengkuk biru ungu dan emas bulu dada hijau. Dihiasi dengan tiga kawat hias kepala dari belakang setiap mata dan memanjang mengapit bulu yang berwarna hitam. Burung betina berwarna coklat dengan kepala burung gelap, iris kuning dan gelap. 
 

7. Red Bird of Paradise (Paradisaea Rubra)
Kita menamakannya Cendrawasih Merah, panjang sekitar 33cm berwarna kuning dan coklat, serta berparuh kuning. Burung jantan dewasa bisa mencapai 72cm termasuk bulu-bulu hiasannya yang berwarna merah darah dengan ujung berwarna putih pada bagian sisi perutnya. Bulu muka berwarna hijau zamrud gelap dan diekornya terdapat dua buah tali yang panjang berbentuk pilin ganda berwarna hitam. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, dengan muka berwarna coklat tua dan tidak punya bulu-bulu hiasan. Merupakan endemik dari Indonesia, Cendrawasih Merah hanya ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Waigeo dan Batanta di kabupaten Raja Ampat, provinsi Irian Jaya Barat.

Bagaimana? Sayang bukan jika makhluk-makhluk indah ini harus lenyap hanya demi keuntungan ekonomi semata? Oleh karena itu mari kita jaga habitatnya, lestarikan keberadaannya, dan semaksimal mungkin dengan bantuan dari berbagai pihak kita lindungi bersama-sama, agar tak ada lagi tangan-tangan jahil yang mengganggunya.

sumber : http://miraclekidx.blogspot.com/2012/10/7-jenis-burung-cendrawasih-terindah-di.html

Kita menamakannya Cendrawasih Merah, panjang sekitar 33cm berwarna kuning dan coklat, serta berparuh kuning. Burung jantan dewasa bisa mencapai 72cm termasuk bulu-bulu hiasannya yang berwarna merah darah dengan ujung berwarna putih pada bagian sisi perutnya. Bulu muka berwarna hijau zamrud gelap dan diekornya terdapat dua buah tali yang panjang berbentuk pilin ganda berwarna hitam. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, dengan muka berwarna coklat tua dan tidak punya bulu-bulu hiasan. Merupakan endemik dari Indonesia, Cendrawasih Merah hanya ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Waigeo dan Batanta di kabupaten Raja Ampat, provinsi Irian Jaya Barat.

Read more at http://uniqpost.com/27697/7-burung-cendrawasih-terindah-di-dunia/